NGANJUK, (manjanews.com) – Keberadaan akses jalan raya penghubung Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) tepat di perlintasan Kereta Api Indonesia (KAI) Desa Baron Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Telah kembali dikeluhkan para pengguna jalan umum, masalahnya akses jalan yang setiap hari padat dilalui sebagai aktivitas mobilitas tampak terjal dan bergelombang.
Hasil pantauan kuli tinta media majanews.com dilokasi perlintasan palang pintu KAI Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk, terlihat jelas adablnya kerusakan jalan di sekitaran rel kereta api, kerusakan jalan meliputi lobang aspal terlihat menganga dan memunculkan batu kerikil di permukaan jalan umum tersebut.
Selain berlobang, tampak adanya gunungan aspal yang di akibatkan pengaspalan yang tidak merata bahkan juga di akibat dari kerusakan jalan.
Supriyanto, salah satu pengemudi truk antar kota antar provinsi yang mengaku warga asal Bangil Kabupaten Pasuruan, saat berbincang bincang dengan majanews.com tak jauh dari lokasi perlintasan kereta api Kecamatan Baron mengaku, bahwa dirinya juga merasa kesal dengan jalan di perlintasan palang pintu Baron tersebut.
“Saya itu kalau lewat jalan Baron Nganjuk darah saya pasti naik, karena muatan yang saya bawa itu berat, jadi setiap saya lewat truk saya menimbulkan suara keras akibat jalan gelombang,” keluh sang supir, Sabtu (8/3/20525).
Masih dikatakan, dan saya pernah mengalami patah AS roda, jadi harapan saya semoga dengan pemberitaan ini bisa di dengar oleh siapa yang harus bertanggung jawab untuk menangani jalan tersebut.
“Apalagi ini juga tinggal menghitung hari untuk mendekati arus mudik lebaran hari raya idul Fitri 2025 1 Syawal 1446 H, dalam hitungan kalender umum hari raya jatuh pada tanggal 31 Maret – 1 April 2025.
“Saya sangat berharap secepatnya ada penanganan untuk memperbaiki dan memper halus jalan di sekitaran bantaran rel kereta api Baron Nganjuk tersebut, biar tidak merugikan para pengguna jalan umum, karena jalan tersebut tentunya 24 jam nonstop selalu di manfaatkan pengguna jalan,” sebutnya sembari menampakkan raut wajah kemerahan.
Dihari yang sama, Yuli seorang pegawai penjaga palang pintu perlintasan rel kereta api wilayah Baron Nganjuk yang mengaku sudah 3 tahun menjaga palang pintu perlintasan, saat di temui majanews.com di pos penjagaan palang pintu menuturkan, bahwa jalan di sekitaran rel kereta api ini sebenarnya juga sering di surve.
“Satu bulan kemarin itu juga ada surve lagi , kalau gak salah satu bulan kemarin lo mas,” ungkap Yuli.
Saat disinggung majanews.com apakah selama ini dari pihak pegawai palang pintu kereta api tidak pernah berupaya untuk mengadukan ke pihak PT KAI DAOP VII Madiun, Yuli menegaskan bahwa kerusakan jalan aspal itu kewenangan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,” ungkap Yuli dengan singkat.(nyoto)