NGANJUK, (majanews.com) – Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk melalui Dinas Pekan Olah Raga Budaya dan Pariwisata (Porabudpar) pada tahun 2024, di ketahui telah gagal memenuhi target serapan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari target yang sudah di tentukan tentang pendapatan retrebusi pengelolaan sejumlah wisata yang terkelola di pemerintah Kabupaten Nganjuk.
Hasil informasi yang di himpun media majanews.com, beberapa tempat wisata di kabupaten Nganjuk terpantau mengalami krisis kunjungan para wisatawan artinya beberapa wisata yang di Nganjuk sepi peminat. Seperti halnya TRAL, GMT dan Roto Kuning. Tentunya hal seperti ini menjadi perhatian khusus dan pentingnya peran serta Pemda Nganjuk mengambil langkah dan berinovasi agar wisata di Nganjuk di minati para wisatawan lokal maupun luar daerah. Namun, kabar burung yang diterima majanews.com beberapa tahun pendapatan wisata kurang memenuhi target PAD yang sudah di tentukan.
Aparatur Sipil Negara (ASN) Bidang Destinasi Dinas Porabudpar Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemdakab) Nganjuk saat di konfirmasi majanews.com Selasa (15/04/2025) mengatakan, bahwa tak di pungkiri pada tahun 2024 kemarin pendapatan PAD dari pengelolaan 5 wisata mencapai 85 persen.
“Target yang ditentukan sebesar Rp.1,5 Milyar. kurangnya hanya 15 persen saja,” jelas ASN Disporabudpar yang tidak mau disebut namanya tersebut.
Masih kata ASN Disporabudpar, ada 5 wisata yang di kelola Pemerintah Daerah Nganjuk, antara lain Tral, Air Terjun Sedudo, Roro Kuning, Pemandian Sri Tanjung dan GMT yang ada di Kecamatan Ngluyu.
“Dari 5 wisata yang mendapat pendapatan paling banyak Air Terjun Sedudo dengan pendapatan Rp.600 juta, selain itu Tral mendapatkan Rp 100 juta, Kolam Renang Sri Tanjung mendapatkan Rp.400 juta dan pendapatan yang paling kecil wisata GMT Rp 70 juta , GMT menyuguhkan wisata Goa dan Kolam Renang,” bebernya.
Saat di singgung wisata Roro Kuning yang ada di Kecamatan Loceret masih kalah dengan wisata Jolotundo pengelolaan pihak swasta yang sama sama mempunyai akses satu jalur di wilayah Kecamatan Loceret, ASN tersebut tak menampik bahwa wisata Jolotundo yang di kelola pihak swasta lebih di minati para wisatawan dari pada wisata air terjun Roro kuning,
Lagi lagi saat di singgung bagai mana upaya Disporabudpar agar di tahun 2025 ini dari 5 obyek wisata bisa memenuhi target pendapatan PAD, ASN tersebut menjawab, kita sudah menyusun dan menyiapkan langkah.
“Semisal kita sudah berkolaborasi dengan pihak Bank Jatim, dan perlu di ketahui di tahun 2025 ini terhitung sejak Januari sampai Maret kita sudah mendapat PAD wisata sebesar 12 persen dari capaian 1,5 Milyar,” katanya.
Lebih lanjut, dan selanjutnya kita tetap akan berusaha dan berupaya agar di tahun 2025 semoga bisa memenuhi sesuai target yang ditentukan,” ungkapnya sambil penuh rasa semangat.(nyoto)