Musdus di Dusun Bedog Desa Mlaten Puri Sempat Memanas, Warga Persoalkan Anggaran Dusun Tahun 2018 dan 2019

Musdus di Dusun Bedog Desa Mlaten Puri Sempat Memanas, Warga Persoalkan Anggaran Dusun Tahun 2018 dan 2019

Selasa, 2 Juli 2024.

Streaming

MOJOKERTO (majanews.com) – Pemerintahan Desa (Pemdes) Mlaten, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto. Telah menggelar Musyawarah Dusun (Musdus) di Dusun Bedog, pada hari Selasa (2/7/2024) malam.

Dalam agenda Musdus, telah dicanangkan tahun anggaran 2025 dengan menggali, menampung, mengelola, dan menyalurkan apa yang di harapkan warga. Tetapi materi belum di bahas detil dalam forum tersebut warga Dusun Bedog Desa Mlaten telah meminta ketegasan dari Pemdes Mlaten tentang Pendapatan Anggaran Dusun (PAD) yang lama dinilai carut marut.

Terlihat memanas, awak media menyaksikan beberapa warga menanyakan tentang penataan anggaran pembangunan yang selama ini dinilai kurang transparan, sehingga warga meminta program yang akan datang biar dikelola dengan baik.

Bukan hanya itu, salah satu warga juga mempertanyakan Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) Mlaten yang terletak di wilayah Dusun Bedog, warga berharap ada persentase kepada Dusun Bedog.

Totok, dalam forum Musdus juga mempersoalkan anggaran pendapatan Dusun Bedog pada tahun 2018 hingga 2019 lalu. Ia menilai di saat tahun itu tidak ada laporan catatan penggunaan yang pasti.

“Mangkanya masyarakat di Dusun Bedog ini banyak yang menanyakan keuangan Dusun ini ada berapa tidak pernah ada laporan pertanggung jawaban, makanya kami menginginkan Musdus itu jangan dimulai dulu sebelum laporan pertanggung jawaban diterima oleh masyarakat,” ucap Totok selesainya acara Musdus digelar saat dimintai keterangan di Balai Dusun Bedog, Selasa (2/7/2024) malam.

Masih dikatakan, masalahnya apa terus terang saja menurut temuan saya banyak uang yang ada di Dusun Bedig itu tidak jelas, satu contoh waktu peralihan panitia pembangunan sebelum tanah kas desa yang dikelola oleh oleh desa itu dulu kalau nggak salah ketuanya pak sumarto, lah waktu itu uangnya kan ada gitu lo. nah untuk temuan saya masi lumayan.

“Masih lima puluh juta sekian, nah sekarang uangnya kemana gitu Lo. apakah diberikan ke desa apakah di seseorang kita ingin minta kejelasan sebagai masyarakat. sebenarnya saya menolak dimulai Mosdus kalau LPJ yang saya tanyakan di tahun 2018 dan 2019 belum jelas,” tegas totok.

Lebih lanjut, jadi masyarakat itu kecewa sekali  terus masalah yang ada diwista itu juga tanah kas desa juga belum jelas apakah masyarakat ini sudah setuju itu juga belum jelas, Perdesnya sudah ada atau belum itu masyarakat juga belum jelas, untuk hasil pembagiannya masyarakat juga belum jelas.

“Jadi tadi jawabannya kan belum jelas kayaknya masih ada yang disembunyikan, saya kasih waktu atau beberapa minggu nanti LPJ yang selanjutnya kalau kejelasan uang itu masih belom bisa dijawab masalah ini pasti saya akan laporkan,” sambungnya.

Apa yang dimaksut, anggaran kurang lebih uang 40 juta sekian itu menurut Totok itu ada dugaan penyelewangan di tahun 2018 dan 2019. Apabila yang diharapkan warga atau tidak diberi jawaban atau kepastian uang dimana, pihaknya akan membawa ke ranah hukum.

“Kalau tidak diberi jawaban tidak bisa menjawab kami tidak diberi kepastian uangnya ada dimana saya akan laporkan, masih mengelak mangkanya nanti kalau beberapa bulan kalau tidak jelas dalam hal ini saya laporkan itu ke Kejaksaan,” pungkas Totok.

Dalam kesempatan yang sama, Parli Kepala Dusun (Kasun) Bedog saat dimintai keterangan persoalan anggaran Dusun yang dipertanyakan warga ia menegaskan tidak membawa.

“Yang jelas masyarakat belum yang ditanyakan totok sampai saat ini belum ada jawaban sampai hari ini gitu lo, karena apa uang sejumlah sembilan juta tujuh ratus itu dikemanakan sampai saat ini aku nggak tau mangkanya hari ini tadi aku sampaikan aku nggak tau to,” ujar Kasun.

Masih dikatakan, dan itu yang bawa ketua panitia H.Supratno Utomo dan empat juta sembilan ratus tujuh sekian tadi di bawa ke Bu Kades, nah dibuat apa nggak tau, mangkane aku di tanyak masyarakat ya gak tahu memang aku gak bawa uang gitu Lo.

“Mangkanya saya tantang saya brani di laporkan ke Kejaksaan nanti saya sampaikan aku aku nggak membawa uang itu gitu Lo, sudah disetorkan ke desa mulai tahun 2019 bulan lima kalau nggak salah tanggalnya lupa aku, mangkanya kalau aku dicurigai masyarakat membawa uang aku siap dipanggil,” ulas kasun tersebut.

Lebih lanjut, saya sampai hari ini panitia Dusun yang lama disetorkan ke desa lalu itu dikemanakan di desa nggak tau. Pungkas Kasun.

Untuk lebih detil apa yang di persoalkan warga Dusun Bedog, majanews.com juga meminta keterangan Dwi Siswarini kepada Kepala Desa (Kades) Mlaten selesainya Musdus di gelar. Ia mengatakan apa yang di persoalkan warga Dusun Bedog adalah diluar tema Musdus.

“Diskusinya itu luar biasa jadi ini diluar musdus, jadikan itu adalah laporan hasil keuangan dusun itu sendiri sampai saat ini belum diselesaikan oleh Kepala Dusun,” ucap Kades.

Masih dikatakan, kalau Musdus memang ini tugasnya dari pada BDPD kami ingin menggali, nah itu tadi sudahkan dari RT 01 kepingin jalan, RT 02 kepingin jembatan sampai RT 03, RT 04 inginnya perbaikan ini dan itu.

“Kalau itu ranahnya kepala dusun biar ke masyarakat lebih terbuka, saya kepinginnya keuangan yang ada di dusun itu masuknya memang ke rekening desa, tapikan kembalinya kesitu sudah di ambil, itu ya kita minta laporan pertanggung jawaban sampai saat ini karena saya yang bertanggung jawab semuanya,” pungkas Kades berhijab tersebut.(dak/tim)