MOJOKERTO (majanews.com) – Keberadaan kandang ayam yang ada di Dusun Bulurejo Desa Payungrejo, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Telah disoal oleh warga terkait prilaku sang Bos kandang yang kurang mengenakkan kepada warga sekitar. Yakni, komunikasinya buruk dan juga dituding sakarepe dewe.
Pemerintahan Desa (Pemdes) Payungrejo mengajak duduk bersama dengan puluhan warga Dusun Bulurejo juga Warga Dusun Sumberejo yang terdampak keberadaan kandang ayam, berlangsung di bali Desa setempat, Kamis (16/1/2025) pagi.
“Keluhane bermacam macam, mulai dari mesin yang berisik tengah malam, itukan orang pada tidur semua. Kalau produksi pakan disiang hari bisa dimaklumi kalau malam hari waktunya orang tidur, mbok yo ngertio ngoten lo,” jelas anggota karang taruna Dusun Pulorejo Payungrejo yang mengaku bernama Herlina Agustin tersebut selesainya mediasi dengan Bos kandang ayam.
Kayak baunya juga menyebar, masih kata Herlina Agustin, sekitar dusun, juga lalat menyebar di rumah warga, itukan mengganggu kenyamanan.
“Yang diharapkan yaitu kerjasama, komunikasinya kan hilang ya, ada beberapa pihak yang komunikasi buruk sama warga dusun, diajak kerjasama tidak mau, sakarepe dewe,” sambungnya.
Selesainya rapat khusus warga dengan perwakilan bos kandang ayam di ruang kerja Kades (Kepala Dssa), perwakilan warga dusun saat dimintai keterangan oleh majanews.com menegaskan dalam rapat tuntutan warga belum ada titik temu.
“Permintaan warga menunggu hari senin, Pak Eko disuruh datang sendiri menemui warga,” kata Sanadi yang mengaku perwakilan dari Dusun Sumberejo Payungrejo tersebut.
Masih dikatakan, untuk keluhan warga tentang masalah jalan, masalah limbah, masalah lalat. Jadi kominikasi tadi tidak bisa selesai nunggu hari senin.
Ditempat yang sama, Soleh Kepala Dusun (Kasun) Bulurejo menegaskan saat ada pengajuan kopensasi ke warga yang di setempel oleh RT itu di tolak oleh pihak kandang ayam.
“Alibinya katanya tidak boleh kepala desa untuk ngasih kopensasi, inikan salah besar. Sama juga kepala desa di adu dengan masyarakat, sekarang itu masyarakat pandai, tidak ada masyarakat bodoh,” jelas Soleh.
Masih dikatakan, aktifitas pihak kandang setiap jam malam armada (truk) datang di saat enak enaknya orang tidur, dan buntu jalan lingkungan itu buktinya ada. Soal bau juga bau karena berdekatan dengan kampung, ini bukan jauh dari kampung peraturannya kan jelas.
“Kita sebenarnya enak, komunikasi yang baik apa tuntutan dari warga yang dulu sudah diel. Ketika ditolak berarti mengecewakan warga,” sambung Soleh.
Disinggung siapa bos ayam sebenarnya, Kepala Dusun menegaskan orang dari Surabaya bernama Eko. Tapi ketika ditanyakan kepada yang namanya Eko katanya ada orang ketiga, jadi saya tidak tahu jelas. Pihak kandang ayam juga tidak mau memberikan kopensasi kepada warga sekitar.
“Harapannya intinya masyarakat dipedulikan, dan tuntutannya di penuhi. Seperti jalan rusak siapa yang tanggung jawab kalau bukan warga saya, itu paving masuk kampung,” tegas Kasun tersebut. Ia juga berharap supaya tuntutan warga dalam mediasi secepatnya ada jawaban dari pihak kandang ayam.
Lilik Nur Awiyah, Kepala Desa (Kades) Payungrejo saat dimintai keterangan oleh majanews.com mengatakan, kandang ayam diptotes warga karena tidak ada silahturahmi dengan baik, tidak ada komunikasi dengan baik dengan warga jadi warga kecewa.
Kades berhijab tersebut juga mengulas, kandang ayam dekat sama pemukiman warga, untuk bau juga muncul, lalat, juga bising. Untuk pemilik kandang kades juga tidak tahu manahu.
“Yang saya harapakan tuntuan warga dipenuhi, diuyupi warga, dan kerja sama dengan baiklah,” pukas Kades.(mif/tim)