NGANJUK, (majanews.com) – Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemdakab) Nganjuk melalui organisasi perangkat daerah (OPD) Dinas Kesehatan (Dinkes), pada awal tahun 2025 diketahui telah melaksanakan program imunisasi “Human Papillomavirus” (HPV) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI).
Program tersebut adalah, melakukan sosialisasi terhadap seluruh perempuan berusia 15 tahun atau setara dengan kelas 9 Sekokah Menengah Pertama (SMP), namun saat dikonfirmasi diduga ada ucapan kata yang kurang mengesankan.
Hasil informasi yang di himpun media majanews.com, pada pekan ini telah beredar selebaran surat dengan Kop Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk yang di tujukan pada SMPN di Nganjuk dengan perihal pemberitahuan.
Dalam isi surat tersebut telah menguraikan, berdasarkan tentang pemberitahuan dari pukesmas tentang pekan imunisaai “HPV” untuk mencegah kanker serviks pada perempuan berusia 15 tahun atau setara kelas 9 SMP, kegiatan tersebut akan berlangsung pada jadwal pelaksanaan yang di tentukan pada masing masing pukesmas yang ada di Pemerintahan Kabupaten Nganjuk.
Adanya program itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalisn Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk saat di konfirmasi kuli tinta majanews.com secara tatap muka di ruangan kerja, pada Senin (20/01/2925) menjelaskan, bahwa kegiatan pelaksanaan imunisasi HPV ini berlaku pada semua remaja perempuan yang berusia 15 tahun dan sifatnya wajib.
“Pelaksanaan program imunisasi “HPV” dilaksanakan pada tahun 2025 ini dan sebulemnya gak pernah,” ungkapnya
Saat disinggung besaran anggaran dan sumber anggaran yang di peruntukkan untuk imunisasi HPV, Kabid menegaskan, bahwa kegiatan imunisasi HPV itu tidak ada anggarannya.
“Kita cuma mendapatkan suplay obat saja, jadi pelaksanaannya sifatnya satu pintu, Dinas Kesehatan baru pukesmas” ungkap jawab Kabid.
Namun, detik detik di akhir percakapan, saat media kuli tinta majanews.com menanyakan nama Kepala Bidang P2P sebagai bahan sumber tulis selaku bidang penanganan program, secara sontak ia berkata tadi bapak masuk kesini melalui siapa.
“Tidak boleh seperti itu, kalau masuk dinas kesehatan harus tahu yang dituju, kalau seperti ini bapak masuknya ya gak seperti ini, untuk nama saya tanya ke satuan pengaman (Satpam),” sambungnya.
Diketahui, walaupun kepala bidang P2P Dinkes Kabupaten Nganjuk secara langsung memakai nama dada, namun kuli tinta enggan menatap secara langsung dan membaca ,pasalnya nama tersebut terletak di bagian depan.
Perlu diketahui, sebelum masuk ruang bidang P2P Dinas Kesehatan, kuli tinta majanews.com sudah berupaya meminta ijin kepada satpam penjaga pintu masuk depan untuk untuk melakukan bertemu tatap muka terkait konfirmasi program HPV kepada bidang P2P.
Namun, untuk memasuki ruang kantor dinas kesehatan juga tidak mudah, hal ini diketahui bahwa pintu masuk dinas kesehatan sudah memakai system digital PIN, selain itu ruang depan juga aktif dalam penjagaan ketat satpam dan tidak mudah para tamu untuk memasuki ruangan Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk.(nyoto)