Diduga Tidak Tepat Sasaran, Petani di Nganjuk Menyoal Bantuan Dari Pemerintah

Diduga Tidak Tepat Sasaran, Petani di Nganjuk Menyoal Bantuan Dari Pemerintah

NGANJUK, (majanews.com) – Baru baru ini terkabar adanya keluhan petani asal Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk menyoal tentang pemberian bantuan dari Pemerintah diduga kurang tepat sasaran, akibatnya bantuan yang disalurkan terkesan sia sia.

Hasil informasi yang tertangkap majanews.com, pada Jumat (25/04/2025), salah satu petani disela kesibukannya menceritakan adanya bantuan penyaluran benih padi dari Pemerintah, disinyalir kurang tepat sasaran sehingga bantuan benih padi tidak bisa di manfaatkan dengan baik.

Dalam keluh petani, bantuan turun setelah musim tabur benih dan memasuki musim tanam, akibatnya bantuan benih padi tersebut tidak bisa dimanfaatkan.

Jumarno (nama samaran), petani asal Kecamatan Sukomoro Nganjuk di hadapan majanews.com, pada umumnya para petani disini menabur benih padi di bulan Oktober 2024 kemarin.

“Tapi bantuan benih padi jenis 32 dari pemerintah baru datang pada bulan Desember 2024, jadi bantuan padi yang baru tersalur pada bulan desember ya terkesan sia sia,” keluh petani, Jumat (25/4/2025).

Dan tidak di pergunakan oleh para petani, masih kata petani, usai menabur dan memasuki musim tanam bantuan benih baru datang, jelasnya sambil tertawa lebar.

“Setahu saya di desa saya mendapat bantuan benih padi jenis 32 sebanyak 7 kuwintal, dan di bagi sesama petani sebanyak 270 orang,” ulasnya.

Kendati demikian, sebenarnya saya juga mengakui bahwa jenis padi 32 mutunya sangat baik, cumak ada kekurangannya, jadi kekurangan padi jenis 32 itu tangkainya mudah roboh.

“Sehingga bila musim Panin di waktu roboh kita juga sulit untuk memanen padi, para petani di sini lebih memilih padi jenis logawa,” tegasnya.

Saat disinggung majanews.com terkait hasil jual padi di musim panen pada bulan Februari dan Maret 2925 kemarin, raut wajah Jumarno tampak lesu dan penuh menampakkan rasa kecewa yang dalam.

“Kita kecewa mas pada waktu pemerintah menetapkan harga 6.500 per Kg yang akan ditampung ke Bulog, faktanya kita tidak bisa menjual dengan harga 6.500 per Kg, sehingga hasil panen gabah kita jual kepihak lain dengan harga jauh dari 6.500/Kg,” jelasnya.

Lebih lanjut, gabah kita lakukan Rp.5.850 per Kg, dan baru kemarin di bulan April 2025 ini. ada pihak yang menawarkan bahwa Bulog mencari gabah dengan harga Rp.6.500.

“Gabah sudah laku, dan saat ini musim tanam baru ada yang cari dengan harga segitu, ya jelas gabah sudah gak ada dan sudah terjual semua,” pungkas keluh petani tersebut.

Dihari yang sama, adanya persoalan tentang keterlambatan bantuan saluran benih gabah ke petani, team majanews.com berusaha mengkonfirmasi Dinas Pertanian Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk. Kepala Tata Usaha Dinas Pertanian meyampaikan kepada majanews.com, maaf bapak kesini lagi hari Senin saja ya.

“Karena Bu Fadlin selaku Kepala Bidang (Kabid) produksi dan promosi saat ini tidak ada di ruangan, beliau ada kegiatan diluar,” ungkap KTU Dinas Pertanian.

Dengan adanya hal tersebut majanews.com akan berusaha mengkonfirmasi di hari yang akan datang, dengan tujuan agar menumbuhkan pemberitaan yang imbang (Balance).(nyoto)