NGANJUK, (majanews.com) – Proyek pembangunan Kawasan Ekonomi Nganjuk (KEN) yang di kenal dengan sebutan Slumbung Foods Festival (SFF) pada tahun 2022 silam Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemdakab) Nganjuk menggadang gadang dan di gemborkan bisa meningkatkan perekonomian bagi masyarakat nganjuk. namun kondisi SFF kini berakhir dengan nasib yang tragis, faktanya sejak di bangun pada 2022 dan beroperasi pada 2023, akhirnya sejak 2024 hingga saat ini 2025 kondisi SFF sepi tak berpenghuni hingga menjadi bangunan mangkrak.
Hasil yang diketahui majanews.com, dugaan terbengkalainya kawasan ekonomi nganjuk yamg terletak di jantung kota jalan A.Yani Nganjuk dalam upaya pembangunan SFF diduga kuat minimnya perencanaan pengelolaan yang matang. proyek pusat Usaha Menengah Kecil Masyarakat (UMKM) yang diketahui menelan anggaran puluhan miliar rupiah (terkabar menelan anggaran Rp.28 milyar) dinilai asal jadi, terlihat kondisi kawasan ekonomi saat ini di tahun 2025 tampak sepi peminat dan satu pun tak tampak adanya penghuni lapak, kondisi sepi peminat diketahui sejak akhir bulan di tahun 2023 yang lalu .
Sumijan, asli warga nganjuk selaku kontrol sosial telah melontarkan sebuah coretan kata kritikan di group whatsAp, menurut Sumijan urusan dampak hukum dan administrasi biar di olah sama poro koki.
“Yang penting slumbung foods festival cepet di bukak, di buat nulungi rakyate yang butuh pekerjaan nyambut ingin berjualan yang tidak punya tempat strategis, dan yang tidak kuwat menyewa lokasi yang mahal,” bebernya dalam diskusi group.
Maaih tulisan kata Sumijan, kalau slumbung di bukak kembali mungkin ratusan calon pedagang kecil yang binggung tempat jualan, bisa bungah hatine. apalagi lokasi tempat slumbung bisa di kasihkan dengan cara gratis. Terkadang yang di kwatiran adanya pengawasan orang yang musti serakah menyusuf memaksa ikut ambil jatahe orang kecil, ya bisa jadi susah yang mau blajar berjualan. Demikian kata Samijan.
Samijan juga mengurai, lalu bagaimana dengan proyek penutupan Kali di sebelah utara pasar Wage Sebegitu Luas dan panjangnya Di Pusat Jantung Kota Nganjuk, udah gitu di atas tutupan Kali Di bangun selter-selter dengan begitu banyak lapak-lapak di Konersilkan Buat Perdagangan Diluar urusanya pasar wage.
“Kontrak pertahun Perlapak mahal sekali, udah Begitu Seabrek-Abrek (banyaknya) aturan dan aneka pungutan baik itu pajaklah atau apalah yang semuanya Itu sangat membenahi para pedagang yang nyewa lapak,Tempat bernama Slumbung Itu, lihatlah realitanya di lapangan sekarang ini,” ulas Samjian.
Lebih lanjut, apa bukan mirip seperi bangunan mangkrak dan mubazir Yang ditinggalkan Seluruh Penyewa atau pengontrak lapak. Itu Sungai di Tutup atasnya dibuat bisnis komersial Apa dasar Hukumnya. Itu lho rakyat pada pingin punya usaha butuh tempat strategis tapi sulit bukan main karna tak kuat bayar sewanya.
“Lha mbok mikir dikit laah, apa rakyat itu tak cemburu sosial lihat area lapak begitu luas lengkap dengan segala fasilitas sarana pendukungnya, kok dibiarkan jadi seakan tak ada guna manfaatnya bagi rakyat, Lihat lah dengan mattamu wahai Pemerintah,” keluhnya dengan hentakan kata yang diduga meluaskan kata kekesalan.
Adanya persoalan tersebut, pada beberapa hari yang lalu majanews.com berhasil menggali informasi terkait persoalan mangkranya Kawasan Ekonomi Nganjuk (KEN) yang dikenal dengan sebutan SFF itu.
Sri Handayani, Kepala Dinas Porabudpar Kabupaten Nganjuk saat menyampaikan dialog di ruang rapat bagian Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) mengatakan, memang kawasan ekonomi nganjuk dulu di bawah pengelolaan dinas porabudpar, akan tetapi keterbengkalaian slumbung foods festival sudah terjadi sebelum saya menjabat sebagai kepala Disporabudpar.
“Aan perlu diketahui bahwa dari Dinas Porabudpar sudah mengembalikan aset kawasan ekonomi nganjuk kepada Pemerintah Daerah, iya aset itu kita kembalikan secara resmi ke Pemda Nganjuk,” ungkapnya dalam dialog bersama pada dua hari yang lalu.
Adanya persoalan tersebut, Bupati Nganjuk saat melakukan komunikasi secara lesan melalui pesan singkat Whatsap menyampaikan kepada media ini, Kawasan Ekonomi Nganjuk (SFF) itu sebentar lagi juga akan di lakukan lelang,” ungkapnya orang nomor satu di Pemerintahan Daerah Kabupaten (Pemdakab) Nganjuk.(nyoto)