Pabrik Diduga Buang Limbah di Sungai, Mata Air Warga Tawangsari Trowulan Tercemar Berubah Warna Juga Bau

Pabrik Diduga Buang Limbah di Sungai, Mata Air Warga Tawangsari Trowulan Tercemar Berubah Warna Juga Bau
Streaming

MOJOKERTO, (majanews.com) – Pabrik pembuat santan bahan baku dari kelapa berbagai macam jenis yang ada di Desa Tawangsari, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Baru baru ini menjadi bahan omongan miring warga sekitar, pasalnya, dalam pembuangan limbah cair diduga dibuang di sungai setempat, sehingga mata air warga berubah warna juga muncul bau yang kurang sedap. bukan hanya itu, bau air di sungai juga mengeluarkan aroma yang kurang sedap, sehingga warga sekitar merasa terganggu.

Informasi yang diterima majanews.com, Bagong warga Tawangsari menjelaskan, bahwa pabrik santan bahan baku dari kelapa yang berada di belakang rumahnya telah lama diduga kuat membuang limbah di aliran sungai yang tidak jauh dari rumahnya.

“Lokasi pabrik tepat dibelakang rumah saya, pas timurnya pabrik kalau musim kemarau air sungai tidak mengalir baunya sangat sip,” jelas Bogang kepada majanews.com, Selasa (26/8/2025).

Masih dikatakan, Pabrik kelapa bahan bakunya santen jadi itu kelapanya dikupas digiling setelah itu dikirim ke pabrik.

“Pernah satu kali ke situ jam setengah dua belas malam gara – gara nyetel sound gak mau matikan dan sangat keras sekali,” keluhnya.

Keluhan yang sama di utarakan Toni, untuk bau kurang sedap dari sungai itu sudah dilapirkan ke RT hingga kepala Desa, tetapi tidak ada tindakan hingga saat ini.

“Warga disini sudah laporan ke Rukun Tetangga (RT), Kepala Dusun (Kasun), dan Kepala Desa (Kades), namun tidak ada tanggapan sama sekali,” ujar Toni saat dimintai keterangan oleh majanews.com tak jauh dari pabrik tersebut.

Masih dikatakan, akibat pembuangan limbah di sungai ada mata air warga berubah warna, laporamln juga tidak ada tindakan.

“Sampai rumah gang utara air sumurnya sampai berminyak kan disitu rumahnya berdempetan dengan sungai, sama juga sudah lapor ke Kepala Desa, tapi orangnya hanya bilang iya nanti tak bilangin gitu,” pungkas Toni.

Majanews.com berhasil mendatangi rumah warga yang juga ketua RT 1, RW3. Yang bernama Sudiro. Ia menegaskan bahwa sejak ada pabrik itu air sungai menjadi seperti itu.

“Semenjak adanya pabrik air sungai seperti ini, mau gimana lagi masyarakatnya tidak ada yang mau mendukung,” ujar RT tersebut.

Lebih lanjut, untuk dampak mata air yang berubah warna dan bau hanya milik saya, soal tetangga hanya tercemar bau, karena rumah saya dekat sungai.

“Tetangga belakangnya pabrik kelapa sudah ke Kepala Dusun katanya akan dikumpulkan secara bersama – sama tapi kenyataannya tidak ada sampai sekarang.

Dihari yang sama, majanews.com berusaha konfirmasi kepada pabrik yang mana menjadi keluhan warga, disayangkan sang bos tidak ada di tempat, hanya ditemu pegawai yang mengaku bernama Witono.

“Pabrik ini miliknya pak Helmi orang Japan Raya, biasanya yang kesini anaknya kebetulan hari ini ibunya meninggal,” cetusnya.

Pegawai tersebut juga menambahkan, Saya disini pekerja asal Jombang dan masih baru belum satu tahun, “Pabrik ini produksi bahan baku dari kelapa setelah itu dikirim ke pabrik lagi,” pungkasnya.(mif/tim)