Habiskan Anggaran Milyaran, Dua Pasar Modern di Nganjuk Mengalami Krisis Peminat

Habiskan Anggaran Milyaran, Dua Pasar Modern di Nganjuk Mengalami Krisis Peminat

NGANJUK, (majanews.com) – Suksesnya pekerjaan pembangunan mega proyek pasar modern Kertosono dan pasar Nglengkong di Pemerintahan Daerah Kabupaten Nganjuk yang menghabiskan anggaran milyaran rupiah pada tahun yang lalu ternyata menuai persoalan, pasalnya, beberapa bedak atau kios tidak di minati para pengusaha dan pedagang.

Hasil informasi yang di himpun media majanews.com dilokasi pasar modern Kertosono dan pasar Lengkong, sejak selesainya pembangunan hingga hari ini, pada kamis (17/04/2025), terlihat puluhan bedak dan kios yang sudah di sediakan tampak kosong melompong dan tidak diminati para pedagang.

Fakta yang paling mengejutkan, hal ini terjadi sudah lebih dari 3 tahun, diketahui para pedagang lebih memilih berjualan di area luar pasar dari pada memilih di dalam pasar.

Roni, salah satu pedagang pasar yang berjualan di lokasi kios dalam pasar saat di temui kuli tinta majanews com mengatakan, saya berjualan dagang di pasar Kertosono sudah selama 50 tahun.

“Semenjak pasar modern Kertosono ini selesai di bangun dagangan saya sangat sepi, jadi saya di kios pasar Kertosono ini ibarat bertahan,” ungkap Roni dengan wajah lesu, Kamis (17/4/2025).

Saat di singgung majanews.com tentang biaya sewa kios dan pembayaran iuran retrebusi di dalam pasar modern Kertosono, kios yang di tempati gratis dan untuk retrebusi saya juga gak bayar.

“La terus yang di buat bayar apa mas, dagangan saya tidak pernah laku, saya bisa bertahan saja sudah suatu keberuntungan,” ujar Roni lelaki berusia 60 tersebut.

Hal ini juga senada dengan yang telah di ungkapkan wanita paruh baya yang berada di kios pasar modern Lengkong, menurutnya semenjak menghuni kios pasar Lengkong omset pendapatannya menurun drastis.

“Dagangan saya juga kurang laku mas, di kios pasar baru ini sepi pengunjung dan beda dengan yang di sebelah, cobak pean lihat kiri kanan saya, itu semua kios kosong tidak ada yang menempati,” keluh wanita pedagang tersebut.

Lebih lanjut, saat wanita paruh baya ditanya sejak kapan dagangannya sepi pembeli, wanita dengan jawaban lesu dan lemah mengatakan. semenjak pasar ini di bangun yang sepi itu pasar yang baru di bangun ini saja.

“Dan sebelah saya itu masih ramai, saya mengalami dagangan saya sepi sudah 4 tahunan ini,” ungkapnya dengan mata berkaca kaca menahan rasa kesedihan.

Adanya persoalan tersebut, sayangnya kuli tinta majanews.com dua hari berkali kali tidak bisa mengkonfirmasi Kepala Pasar Kertosono dan pasar Lengkong, menurut salah satu pegawai pasar Kertosono mengatakan. bahwa bapak kepala pasar masih ada repot dan mungkin sedang di kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Nganjuk.

“Kalau mau konfirmasi ke bapak kepala pasar nya saja ya mas, maaf saya tidak berani menjawab pertanyaan mas nya, takutnya menyalahi wewenang dan saya juga takut salah menjawab,” ungkap pegawai pasar Kertosono.

Catatan, dengan adanya persoalan terkait situasi dan kondisi tata kelola pasar Kertosono dan Lengkong, kuli tinta majanews.com akan berusaha mengkonfirmasi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemdakab) Nganjuk.(nyoto)