Ketahanan Pangan Budidaya Ikan Desa Kebonagung Puri Kab.Mojokerto Dibuat Maber, Pemancing Kecewa Berat

Ketahanan Pangan Budidaya Ikan Desa Kebonagung Puri Kab.Mojokerto Dibuat Maber, Pemancing Kecewa Berat

Rabu, 4 Oktober 2023.

Streaming.

MOJOKERTO (majanews.com) – Dalam program ketahanan pangan anggaran tahun 2022 yang ada di Desa Kebunagung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto. Salah satunya telah dilaksanakan budidaya ikan berbagai jenis. Yakni, bawal, patin, dan lele. Setelah ikan sudah besar selama 9 bulan pihak Desa telah menggelar Mancing Bersama (Maber), dan di ikuti ratusan pemancing dari berbagai daerah yang ada di Mojokerto juga luar Mojokerto.

Ironisnya dalam Maber tersebut para pemancing telah menghujat dan mengeluh di Media Sosial (Medsos) dengan beragam komentar miring hingga ratusan kali usai Maber digelar.

Viral di medsos, Dalam Maber yang digalang panitia Desa Kebonagung berlangsung di Dusun Urung Urung pada hari minggu 1 Oktober 2023, pemancing yang membeli tiket senilai Rp.80 ribu rupiah untuk satu orang para pemancing merasa dibohongi oleh pihak panitia.

Karena, di saat memancing tidak mendapatkan ikan pada umumnya Maber yang digelar ditempat lain, sehingga para pemancing tersebut melampiaskan kekecewaan dengan memosting kolam pancing dan berkomentar miring serta di ikuti pemancing lain hingga ratusan kali.

“Wong sak unu akahe… kok ndak kompak njalok duwek balik… padahal jelas2 gak wes gaknok iwak e” tulis di FB akun Glewo Banços. Dalam maksut tulisan, orang sebanyak itu kok tidak kompak, ya minta uang kembali karena sudah jelas tidak ada ikannya. Dalam komentar vidio pendek di kolam pancing saat dikuras airnya oleh pihak panitia.

Disusul komentar akun Jefri Adi “Lho lha iyo wong omahe polo yo idek kolam ngunu GK Nok seng jalok duwek tiket,” dengan arti la iya rumah kepala dusun (polo/kasun) dekat ama kolam pancing tidak ada yang minta uang tiket kembali.

Namun, dalam komentar para pemancing lain juga menghujat kalau itu sengaja melakukan penipuan masal, dan ada yang mendukung dilaporkan.

Di akun lain terlihat di grup mancing mania nitizen memosting ada gambar kolam dan sebuah kejeng (kerang tawar) di pertontonkan juga beragam komentar para nitizen yang tidak kalah kocak.

“Gk oleh iwak oleh nggunu ku wes kenek gawe lawu maneh” tulis nitizen dengan arti tidak dapat ikan dapat seperti ini saja bisa dibuat lauk lagi.

Yang paling menarik, nitizen diketahui akun bernama Febriepentu juga menulis, dalam akhir acara mancing juga di potas tetap tidak ada ikannya ini tadi.

“Byuhhhh sewedih e polll iki ceritane boloooo spit ghoib,” tulis akun BJ.

Adanya hal itu, majanews.com berhasil mengkonfirmasi kepada pihak Panitia kolam pemancingan ikan yang viral tersebut. Ricki Elang Prayogi mengatakan, mancing bersama yang di gelar pada hari Minggu 1 Oktober 2023 tersebut merupakan pembukaan mancing yang ke dua.

“Ini yang bukaan kedua, yang bukaan pertama memang muaskan. Hasil selanjutnya ikan kan masih sisa untuk dipancingkan tahap dua, sudah di posting buka lagi minggu bulan 10 2023,” jelasnya saat ditemui majanews.com di kantor Desa Kebunagung Kecamatan Puri, didampingi Kades juga perangkat lain. Rabu (4/10/2023).

Masih dikatakan, apabila hasil kurang memuaskan silahkan di kuras dan panitia  menyiapkan alcon dan itu sudah disepakati.

“Semua pemancing yang ikut semua mendapatkan ikan, ya namanya pemancing risikonya dapat dan tidak dapat,” sambung pantia kolam pancing yang juga sebagai Kepala Dusun (Kasun) Urung Urung Desa Kebunagung tersebut.

Dalam kesepakatan yang ditentukan panitia, akhirnya kolam pancing hasil dari anggaran ketahanan pangan tersebut di kuras oleh pihak panitia.

Disinggung dalam menguras kolam ikan apakah terjadinya kurang puas pemancing yang tidak mendapatkan ikan, Kasun belum menjelaskan detil Kepala Desa ikut menjawab  kalau soal pengurasan kolam pancing bukan soal puas tidak puas tapi merupakan kesepakatan.

“Saya pegang uang tiket, dan tidak ada protes dari pemancing. Cuman masukan ada dua orang,” jelasnya.

Lebih lanjut, katanya pemancing yang tidak puas saya kasih tahu itu bukan pemancing.

Disinggung ada komentar di medsos dalam tema mancing yang di gelarnya tersebut yang banyak bukan ikannya malah kejengnya (kerang tawar). Panitia mancing yang juga Kasun itu tidak menjawab, yang melontarkan kata jawab adalah Kades lagi, ia berdalih bahwa kejeng memang ada tetapi diambil oleh pemancing memang bisa di kusumsi.

Warsidi, Kades Kebunagung

Ditempat yang sama, Kades Kebunagung menjelaskan bahwa kolam pancing adalah merupakan dari anggaran desa program ketahanan pangan di tahun 2022.

“Masalah dipancingkan memang program ketahanan pangan berkelanjutan, biar tidak memasukan dana desa lagi buat ketahanan lagi,” jelas Kades diketahui mempunyai nama Warsidi tersebut.

Dipertanyakan atas tuduhan viral di medsos yang mengundang kekecewaan dari pemancing serta berbagai komentar negatif dalam mancing yang digelar oleh Pemdes, kades tidak setuju atas tuduhan itu.

“Soalnya yang mancing meskipun pemancing tidak dapat banyak itu masih banyak yang dapat. Malah Edi dapat 7 biji,” jelas Warsidi.

Masih dikatakan Warsidi, untuk ketahanan pangan pengelolahan ikan beserta pembangunan kolam telah menghabiskan dana Rp. 100 juta. Bersumber dana Desa yang diperuntukan program ketahanan pangan di tahun 2022 lalu.

“Buat kolam sama beli bibit dan pembesaran ikan habis seratus juta, dan ketahan pangan bukan kolam saja,” pungkas Kades.

Perlu diinformasikan, mancing bersama yang di gelar oleh Pemdes dalam tahap 2 mendapatkan 100 peserta pemancing dengan tiket Rp.80 ribu rupiah perorang. Dan yang tahap pertama tiket seharga Rp.100 ribu rupaih terjual tiket 130 peserta pemancing.(mif/tim)