Senin, 27 Februari 2023.
PASURUAN (majanews.com) – Dinas Pemuda dan Olahraga Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemdakab) Pasuruan melakukan jumpa pers di aula Dispora Kabupaten Pasuruan. Senin (27/2/2023).
Hal ini bermula dari kejadian tidak diduga dan tidak di harap berupa banyaknya anggota sepak bola baik dari PWI maupun Forkopimda yang viral di jagad media sakit perut dan berulang kali ke kamar mandi setelah konsumsi makanan yang di siapkan oleh panitia.
Sepak bola itu adalah olahraga bersama dalam rangka Hari Pers Nasional ke 77 yang di gelar di stadion untung Suropati, Sabtu (25/2/2023) kemarin.
Dalam kesempatan ini, Taufiqul Ghoni selaku Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemdakab Pasuruan sampaikan permohonan maaf atas nama pribadi dan Dispora.
“Kami dengan sadar diri memohon maaf yang sebesar-besarnya,” ucapnya dengan tulus.
Di lanjut dengan penyampaian oleh sekertaris Dispora Pemdakab Pasuruan (Mahrus).
“Saya di beri tugas untuk menjadi penanggung jawab kegiatan sepak bola antara Forkopimda dan PWI dalam rangka HPN Ke-77,” demikian ia memulai cerita.
“Di usia saya yg sudah mau purna ini yaitu di 1 maret sudah purna maka saya berusaha menyelesaikan tanggung jawab dengan baik, dan Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar hingga akhir,” lanjutnya.
Masih mahrus, “Namun ada satu kejadian yang tidak di harap dan di luar kendali saya yaitu banyak jurnalis juga Forkopimda yang mengeluh sakit perut termasuk saya.”
“Atas kejadian ini saya minta maaf yang sebesar-besarnya karena terjadi hal yang tidak baik dan betul-betul di luar kendali dan kehendak saya,” tutupnya.

Pihak Catering pun juga hadir dalam jumpa pers hari ini, dalam hal ini (Elis) owner catering bercerita tentang usahanya yang sudah lama dan turun temurun dari orang tuanya.
“Catering saya bermula dari orang tua saya mungkin sekitar 2008 dan saya lanjutkan mungkin sudah sekitar 10 tahun lebih,” ucapnya.
“Saya sudah siap jam 6 karena untuk sarapan, azan subuh baru selesai untuk bakar satenya,” jelasnya.
“Ada yang bilang dagingnya biru, saya baca berita itu sampek gemeter biasanya tidak begitu dan tentu di luar kendali saya, yang pasti saat saya beli dan masak dalam keadaan yerbaik,” imbuhnya.
Elis melanjutkan ceritanya, “Saya kaget, tentu saya ingin terbaik karena saya takut tidak pesan kan saya ingin dibeli lagi, kalo asal-asalan gak pesen lagi padahal ini kan mata pencaharian saya.”
“Kepada pemerintah, dan para wartawan kami memohon maaf yang paling dalam,” tutupnya meminta maaf sembari meneteskan air mata menunjukkan ketulusan nya.(ali/tim)