Selesa, 13 Februari 2024.
MOJOKERTO (majanews.com) – pencarian Pasutri asal Kota Mojokerto, Ari Budi Yuwono (53) dan Ririn Martiningsih (53) hanyut di Sungai Kalibanyak, Desa Candiwatu, Kecamatan Pacet, terus di lakukan sampai hari Senin (12/2/2024).
RESMI DPC Sukodono menerjunkan dua personel ikut serta pencarian laka sungai, Dian Ekawati (Ketua) Ilham akbar (sekretaris) Kepala bidang (kabid) kedarutan dan logistik BPBD Mojokerto (Abdul khakim) mengatakan Tim Sar gabungan Basarnas dan BPBD hingga berupaya melakukan pencarian korban Ari Budi Yuwono (53) yang hingga senin (12/2/2024) belum belum membuahkan hasil.
“Korban atas nama Ari Budi Yuwono sampai dengan saat ini masih belum ditemukan dan masih dilakukan upaya pencarian,” kata Jumakiyah (bidang logistik) dari relawan Rescue Mandiri Indonesia DPW Jatim, Senin (12/02/2024).
Ia menjelaskan korban Ririn ditemukan dalam keadaan tak bernyawa, Jenazah korban ditemukan di Sungai Desa Kutoporong, Kecamatan Bangsal berjarak sekitar 13 kilometer dari lokasi kejadian, Sabtu (10/2/2024).
“Korban Ririn Martiningsih sudah berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di Sungai Kutoporong, Kecamatan Bangsal, pada pukul 14.15 WIB. Jenazah korban dievakuasi ke RSUD dr Soekandar Mojosari,” bebernya.
Menurut Khakim, kejadian itu bermula saat pasutri bersama empat keponakan AM (15), IB (10), AT (6) dan KS (6) bermain air di Sungai Kalibanyak yang berada di depan rumah/ vila, di Desa Candiwatu, Kecamatan Pacet, pada Sabtu (10/02/2024) sekitar pukul 12.30 WIB.
Tiba-tiba hujan deras, sontak mereka naik dari sungai dengan posisi seluruh anak-anak di depan dan kedua korban paling belakang.
“Namun tiba-tiba air datang dengan deras, empat orang (Anak) sudah di atas. Korban sempat pegangan batu, namun karena debit air yang tinggi kedua korban hanyut,” pungkasnya.”
Kemarin (11/2), tim Basarnas gabungan terus melakukan pencarian tubuh Ari Budi Yuwono yang hanyut saat air bah datang di sungai kawasan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
Kendati radius pencarian pada hari ke tiga diperluas tubuh korban kecelakaan air di kali banyak, Dusun Watutumang, Desa Candiwatu, Kecamatan Pacet belum ditemukan.
Dalam catatan, pada Senin (12/02/2024) Koordinator Lapangan Basarnas Surabaya, Ainul Makhdin menerangkan pihaknya dilibatkan dalam operasi SAR gabungan.
“Total, tercatat sekitar 50 personel gabungan dari Basarnas Surabaya, BPBD Kabupaten Mojokerto, TNI/Polri dan Potensi SAR Se-Mojokerto dikerahkan dalam pencarian.
“Hari ini kita bagi menjadi 4 search and rescue. 3 SRU air dan 1 SRU darat,” jelasnya.
Disamping menambah personel, radius pencarian turut diperluas. Operasi SAR dilakukan hingga radius 5 kilometer dari korban terseret air bah. Yang sebelumnya oleh petugas gabungan, pencarian dilakukan dalam radius 1 kilometer.
“Kita maksimalkan sampai radius 5 km. Kita telusuri ke aliran sungai kecil dulu, radius ini belum sampai ke Sungai Brantas,” ujarnya.
Ainul juga mengatakan tim SAR gabungan melakukan pencarian secara manual. Satu perahu karet dikerahkan hanya untuk menyusuri aliran Dam Pundak Sari, Desa Puloniti, Kecamatan Bangsal yang masuk wilayah Hilir.
Menurutnya kondisi sungai berjeram dan arus air yang relatif deras menjadi kendala tersendiri bagi tim SAR gabungan.
“Pihaknya turut menyiagakan personel di wilayah hulu untuk memantau perkembangan cuaca dan debit air aliran sungai.
Pencarian ini, tim SAR gabungan turut menindak lanjuti laporan adanya penemuan mayat mengambang di aliran Kali Porong, Desa Watesnegoro, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
Identitas mayat pria yang ditemukan mengapung di Sungai Brantas, Dusun Tlocor, Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, berhasil terindentifikasi.
Korban diketahui bernama Achmad Rokhim A, 25, warga Dusun Klampok, Desa Betek, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong, AKBP dr. Eko Yunianto.
“Sudah ditemukan, korban merupakan orang Jombang. Sudah dibawa pulang oleh keluarganya,” ujarnya, Senin (12/02/2024).
Identitas korban berhasil ditemukan berkat ciri-ciri korban. Yaitu rambut pendek gelombang dan agak botak. Selain itu tingginya sekitar 160 centimeter dengan berat badan 70 kilogram.
Di samping itu, korban juga mengenakan celana pendek. Walau begitu, pihak keluarga tidak bersedia untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah korban.
Sehingga petugas Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong tidak mengetahui pasti penyebab kematian korban. Sebab hanya dilakukan visum et repertum/VeR atau pemeriksaan luar saja.
“Meninggalnya kemungkinan karena tenggelam, tapi ini tidak bisa dipastikan karena tidak dilakukan autopsi,” ujar Humas Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong, Ipda Dedy Setiawan.
Diberitakan sebelumanya, identitas mayat tersebut sebelumnya tidak terindentifikasi. Sebab sidik jari korban rusak dengan mengelupas.
Mayat pria tanpa identitas awalnya ditemukan mengapung di Sungai Brantas Dusun Tlocor, Kedungoandan, Jabon, Sidoarjo.
Kanit Reskrim Polsek Jabon Iptu Samsul Hadi membenarkan hal tersebut. Mayat tersebut ditemukan pertama kali oleh seorang nelayan asal Gempol Pasuruan, Kusnadi, 55 tahun.
“Awalnya, Kusnadi mengemudikan perahu motor melintas di sungai brantas bersama satu orang temannya. Saat itu mereka mengemudikan perahu tersebut ke arah barat ,” pungkasnya.(man/tim)
Reporter: Hadiman.