Sabtu, 23 September 2023.
MOJOKERTO (majanews.com) – Mengurangi timbul sampah di wilayah Kota Mojokerto, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) ajak Camat, Lurah, Ketua RT dan RW, se-Kota Mojokerto ngaji pilah sampah dengan di kemas Studi Tiru ke TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Nitikan dan Bank Sampah Lestari 14 Kota Yogyakarta, pada Jumat (22/9/2023).
Dalam agenda Ngaji Pilah Sampah yang di tetapkan, tertulis pada hari awal pemberangkatan, pada kamis (21/9/2023). Ada 2 titik penjemputan untuk RW dan RT se-Kota Mojokerto. Yakni, penjemputan RT/RW kecamatan Magersari berkumpul di Rest Area Gunung Gedangan, lalu untuk RT/RW Kecamatan Kranggan dan Perajuritkulon titik kumpul di lapangan Raden Wijaya Surodinawan.
Agenda Ngaji Pilah Sampah melalui DLH Pemkot mojokerto tersebut para RT dan RW se-Kota Mojokerto milibatkan 20 armada Bus dengan merek ternama, tepat pukul 21:00 pada kamis tersebut perjalanan menuju Kota Yogyakarta.
Setiba dilokasi jadwal, Wali kota Ika Puspitasari menyapa warga di hutan pinus mangaunan Bantul Yogyakarta. Ning ita, sapaan akrabnya dalam pidatonya menjelaskan. Pengelolaan sampah itu menjadi tanggung jawab bersama.
“Kalau Pemkot saja tidak bisa. Harus Pemkot dan masyarakat. Sedoyo sareng-sareng,” tekan Ning Ita, di depan para RT dan RW juga pejabat kecamatan Pemkot Mojokerto. Pada hari jumat (22/9/2023) agenda hari kedua Ngaji Pilah Sampah yang di kemas Studi Tiru tersebut.

Melalui studi tiru ini, diharapkan warga dapat mulai memilah sampah rumah tangga yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari sesuai jenisnya. Sehingga tidak semua sampah serta-merta berakhir di TPA.
Dari kutipan pidato Wali Kota, sampah sehari berapa puluh ton sampah yang dihasilkan warga, kalau hanya dibuang di TPA Randegan pasti tidak akan bisa tertangani dengan baik.
Melalui memilah sampah, diketahui terdapat sejumlah jenis sampah yang masih dapat dimanfaatkan dan bahkan bernilai ekonomis.
Jenis sampah, ada sampah anorganik bisa di kurangi melalui bank sampah, sedangkan sampah organik di kurangi melalui budidaya magot.
Sementara untuk jenis sampah yang tidak termasuk dalam kedua kategori tersebut, Pemkot Mojokerto juga berencana menjalin kerjasama dengan perusahaan asing untuk pengelolaannya. Sehingga harapannya kedepan, seluruh sampah bisa ditangani dengan baik.
“Sudah kita lakukan kajian dan rapat intensif dengan perusahaan asal Jepang. Mohon doanya agar ikhtiar kita bersama ini bisa terkabul sehingga Kota Mojokerto menjadi kota yang bersih dan nyaman,” tutur Ning Ita.
Pengelolaan sampah secara tepat ini juga ditekankan, mengingat Kota Mojokerto tengah berevolusi menjadi Kota Pariwisata. Sebab kedepan, jika makin banyak pengunjung, sampah yang timbul juga makin banyak. Hal tersebut tentu bukan hanya tanggung jawab Pemkot saja, wargapun diharapkan ikut ambil bagian mengatasi persoalan sampah.
(Reporter / Foto: Anang Hari Santuso)