Kerajinan Manik-manik Desa Gudo Jombang Tembus Pasar Internasional, Eva Kusuma Sundari Mengaku Kagum

Minggu, 19 Februari 2023.

JOMBANG (majanews.com) – Kabupaten Jombang memiliki sentra UMKM yang telah mendunia, Yakni kerajinan manik-manik kaca di Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang. manik-manik karya perajin desa ini telah menembus pasar internasional sejak puluhan tahun lalu.

Eva Kusuma Sundari (53), seorang aktivis perempuan, kelahiran Nganjuk Jawa Timur, dengan sahabat dekat lakukan kunjungan di pusat sentra industri kecil manik-manik asal desa ini, Pihaknya memastikan bagaimana bisnis ini bisa terus bergeliat dan eksis sejak 1980-an.

Eva Sundari adalah politisi Indonesia yang pernah menjabat anggota DPR RI antara 2005 dan 2014 serta 2016 hingga 2019. Eva memulai kariernya sebagai seorang dosen dan peneliti ekonomi di Universitas Airlangga. Eva juga pernah menjadi konsultan di Asia Foundation.

Setelah melakukan dialog dengan salah satu pelaku usaha, Eva menuturkan, Kalau ditanya awalnya memang sejak tahun 80-an, tapi waktu itu mereka belum kenal manik-manik, masih pada bentuk-bentuk tasbih dan gantungan kunci saja awalnya. Dan pada 1990-an benar-benar jadi awal babak baru bagi produk manik-manik kaca, yang dulunya hanya terpaku pada bisnis suvenir dengan kreasi monoton, menjadi beragam bentuk dan jenis manik-manik.

UMKM kerajinan manik-manik kaca di Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang. manik-manik karya perajin desa ini telah menembus pasar internasional.

“Saya benar-benar takjub hari ini, ternyata manik-manik yang banyak saya temui diluar daerah, bahkan luar negeri berasal dari sini, di Kabupaten Jombang.” terangnya.

Tak hanya Bali, pasar-pasar baru untuk industri ini juga mulai berkembang. Mulai dari Kalimantan, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara mulai terbuka dengan kerajinan manik-manik tersebut.

“Bahkan, menurut mereka sejak belasan tahun silam, karya warga Plumbon Gambang ini telah merambah negara-negara lain di dunia. Bergairahnya pasar, membuat gairah usaha juga tumbuh pesat.” Lanjutnya.

Sebelum tahun 1990, perajin manik-manik hanya beberapa orang saja, Namun sejak berkembangnya pasar akhirnya memunculkan banyak perajin baru. Saat ini sudah lebih dari 100 pengusaha yang masih bergerak dan semuanya masih eksis dengan pasarnya masing-masing.(gus/red)