Jumat, 13 Januari 2023.
JOMBANG (majanews.com) – Sebanyak 80 siswa-siswi Islam dan Kristen di Jombang berkolaborasi membatik bersama berlangsung di halaman gereja GKI Jombang, Kamis (12/01/2023).
Kegiatan yang diprakarsai ini diikuti 5 sekolah yang ada di Jombang, yakni SD Kristen dan SMP Kristen Petra Jombang, Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Al-Hikam Diwek serta Madrasah Ibtida’iyah (MI) Islamiyyah Perak Jombang.
“Upaya ini merupakan langkah konkrit mengajarkan toleransi siswa-siswi berbeda etnis dan agama untuk lebih saling mengenal dan bekerja sama,” ujar Ika Maftuhah Mustiqowati selaku Kepala Sekolah (kepsek) Madrasah al-Hikam Diwek. Jumat (12/1/2023).
Lebih lanjut, menurut juara favorit kepala madrasah berprestasi Kementerian Agama 2022 ini, intoleransi perlu dicegah sejak dini. Sekolah harus berani mengambil inisiatif mempertemukan siswa-siswinya dengan kelompok lain.

Hal senada disampaikan Jecqeline Adriana, Kepsek SMP Kristen Petra. Ia menekankan pentingnya kemerdekaan dalam pembelajaran toleransi kepada semua siswa.
“Kan sekarang sedang digalakkan Merdeka Belajar oleh Kemdikbud, kita perlu menyambut baik. Pertemuan siswa-suswi Kristen-Islam adalah bagian dari hal itu,” jelasnya.
Sebelum membatik bersama, semua siswa peserta diajak menyusuri lebih dekat komplek SD Kristen Petra, termasuk gereja yang ada di dekatnya. Di sana, siswa-siswi Islam mendapat kesempatan mengetahui lebih jauh tentang kekristenan dan gereja.
Praktek membatik dilakukan secara bersama-sama. Satu kain dikerjakan 5-6 siswa-siswi berbeda agama. Mereka bersatu menghasilkan karya bersama.
“Saya senang dengan kegiatan seperti ini dapat teman baru dari sekolah Islam,” kata Kezia Duma, siswi kelas 7 SMP Kristen Petra. Kezia berkelompok dengan, Adinda Lathifaturrohmah, siswi MTs Al-Hikam. Keduanya saling membantu menghasilkan motif batik berkompetisi dengan kelompok lain.

Sebelumnya, sambutan Sumrambah, Wakil Bupati Jombang, mengapresiasi kegiatan ini sebagai upaya pendidikan progresif. Menurutnya, setiap agama mengajarkankan nilai toleransi yang perlu diimplementasikan, salah satunya, melalui kegiatan sekolah.
“Kita perlu merawat nilai toleransi yang telah diwariskan Gus Dur. Apapun identitas kita, kita adalah saudara. Kita harus bergotong royong,” papar orang nomer dua di lingkup Pemda Jombang tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Aan Anshori, aktifis GUSDURian Jombang, menyatakan kegiatan seperti ini akan terus dilaksanakan, Mempertemukan siswa antar agama adalah kunci menanamkan toleransi. Baginya toleransi tidak bisa hanya dikhotbahkan tanpa keteladanan.
Perlu diketahui, kegiatan ini juga dihadiri perwakikan Dinas Pendidikan Jombang, Kantor Kementerian Agama, dan perwakilan organisasi lintasagama di wilayah Jombang.(gus/tim)